jangan sia-siakan apa yang kamu dapatkan sekarang !!!

Saturday, December 24, 2005

4 LiLin

Ada 4 lilin yang menyala,Sedikit demi sedikit habis meleleh.Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan merekaYang pertama berkata: "Aku adalah Damai." "Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.Yang kedua berkata: "Aku adalah Iman." "Sayang aku tak berguna lagi." "Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:"Aku adalah Cinta" "Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala." "Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.""Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya."Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.Tanpa terduga...Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: "Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!"Lalu ia mengangis tersedu-sedu.Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:Jangan takut,Janganlah menangis,selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:" Akulah H A R A P A N "Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.yang ada dalam hati kita....dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

HATI YANG SEMPURNA

Pada suatu ketika di suatu desa ada seorang pemuda yang membanggakan hatinya yang katanya sangat sempurna. Dia berteriak di tengah kerumunan orang sambil memamerkan hatinya itu dan berkata, " Lihatlah hatiku ini, sangat indah bukan? Lihatlah warna yang merah segar dan bentuknya bagus, benar-benar hati yang sempurna ya." Maka semua orang memperhatikan hati pemuda itu dan mereka berdecak kagum melihatnya. Tiba-tiba datanglah seorang kakek dan berkata," Hatimu memang bagus Nak, tapi kalau aku harus menukar hatiku dengan hatimu, aku tidak akan mau melakukannya." Maka orang banyak pun beralih memperhatikan hati Sang Kakek itu. Tapi hati Sang Kakek sama sekali tidak bagus, terdapat banyak celah dan bahkan ada bagian yang kosong di hatinya. Sama sekali tidak menarik. Maka dengan terheran-heran anak muda itu bertanya," Mengapa engkau tidak mau menukar hatimu yang jelek itu dengan hatiku yang jelas-jelas lebih bagus ini, Kek?"

Sang Kakek menjawab," Hatiku jadi berbentuk begini karena aku sering memberikannya kepada orang lain, bila aku melakukannya, kadang-kadang mereka juga memberikan hati mereka, walaupun tidak sama besar, terdapat banyak celah di hatiku karena aku menerima bagian yang tidak sama dengan yang sudah kuberikan, ada juga orang-orang yang telah kuberikan hatiku tidak memberikan hati mereka juga sebagai balasannya, dan itulah sebabnya mengapa ada bagian-bagian yang kosong dalam ruang hatiku ini. Karena ada sebagian orang seperti engkau anak muda, yang menjaga hatinya rapat-rapat dan tidak mau memberikan sedikit pun hatinya kepada orang lain karena takut dilukai, takut dikhianati dan tidak dibalas."

Sama juga dengan kita rekan-rekan sekalian, berapa banyak dari kita seperti anak muda itu, yang menutup rapat-rapat hati kita dan tidak mau membagikan kasih karena merasa takut tidak akan mendapatkan porsi yang sama besar dengan yang telah kita berikan? Atau takut saat kita mengasihi orang, lalu kasih yang telah kita curahkan itu tidak dibalas atau diabaikan oleh mereka? Semoga artikel ini dapat membuka pikiran kita, mari kita saling mengasihi dan membuka diri terhadap sesama yang memerlukan curahan kasih dan bantuan kita. Biarlah hati kita bentuknya tidak bagus asal Tuhan saja yang bisa melihat dan menghargai indahnya hati kita.

Kegagalan dan Kesuksesan Adalah Konsekuensi Pikiran

Banyaknya harta yang kita miliki tidak pernah membuat kita merasa cukup menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki harta benda banyak, tetapi orang yang dapat menikmati apa pun yang dimiliki tanpa merasa terikat pada kepemilikan barang-barang itu! Orang itu sadar sepenuhnya bahwa dia datang ke dunia hanya dibekali satu nyawa (jiwa). Nah, dia harus merasa memiliki nyawa itu, dan harus merawat serta bertanggung jawab dalam kehidupannya. Dengan nyawa itu pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di mana pun dia berada, dan dalam kondisi apa pun. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting. Termasuk hanya punya satu nyawa untuk bisa hidup di alam ini. Kebahagiaan itu bisa dibuat dengan tidak meminta apa pun kepada orang lain, tetapi berikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar bahagia.Betapa sering kita memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan sehingga membuat kita menjalani hidup dengan segala rasa kurang puas. Kita tidak pernah memfokuskan diri pada apa yang kita miliki dan memberdayakan seoptimal mungkin apa yang ada dan apa terjadi pada kita. Jika kita tetap berfokus pada keinginan, hidup pun terasa menjadi sengsara karena selalu merasa kurang puas dengan apa yang sudah dimiliki atau yang terjadi. Kita dapat mengubah perasaan itu dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling, pikirkan yang dimiliki, dan syukurilah. Karena itu, Anda akan merasakan nikmatnya hidup ini dengan segala yang terjadi pada diri kita. Siap untuk menjalani segala peran yang disediakan alam untuk kita. Peran kocak membuat kita tertawa. Peran sedih membuat kita menangis. Peran bercinta membuat kita mabuk kepayang. Itulah dunia, tempat berperan untuk melakoni lokakarya kehidupan. Dan tugas kita harus bisa berjuang dengan peran yang sedang kita perankan sebaik-baiknya.Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tetapi kita perlu menyadari bahwa itulah akar perasaan tidak tenteram. Sang Buddha selalu mengingatkan hal itu dalam surat demikian: "Kesengsaraan yang sesungguhnya adalah hal yang melekat pada harta duniawi." Katakanlah kita sudah memiliki rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tetapi, Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tidak mendapatkannya, kita terus memikirkannya. Anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, dan kita ingin yang lebih lagi dan lagi. Dengan melihat apa yang menjadi problem kita, hendaknya itu cepat diselesaikan, jika dibiarkan terlalu lama, berlarut-larut, membuat kita jadi frustrasi, dan akhirnya depresi. Segera buat keputusan, dan jangan menjadi orang yang terlalu "ideal". Itu memang penyakit kita, apa yang ada di pikiran dan menjadi prinsip di batin harus dijalankan, dan kalau ada penentang atau hambatan kita hajar atau kabur. Itulah masalah yang kita timbulkan sendiri.Nah, sekarang kita harus sedikit pakai stategi "lentur sedikit" pakai ilmu bambu, batang bambu walaupun tinggi, ditiup angin sampai ujungnya mencapai tanah pun bambu itu, tidak patah, bahkan bisa melambai naik kembali. Batang bambu mampu mengikuti terpaan angin badai sekalipun. begitu juga kita, harus mampu mengikuti arus kehidupan tanpa menghakimi, nikmati saja seperti air mengalir, tidak lurus kaku, jika ada yg menghambat bisa membelok atau mencari jalan lain, tetapi tidak berhenti. Karena itu, air yang terhenti akan mengendap jadi kubangan lama-lama dipenuhi cacing dan jadi dangkal. Mengalir ibarat air itu penting. Hal tersebut dijabarkan dengan bekerja sebagaimana porsi dan posisi yang kita dapat dalam hidup ini.Ada pendapat yang mengatakan bahwa manusia sesungguhnya makhluk pemalas. Mereka mengharapkan ada kekuatan suci tertentu yang dapat menghapus dosa-dosanya, sekaligus membawa mereka ke tempat yang suci yang nyaman. Apakah itu benar dan masuk akal? Dalam agama apa pun kita ditegaskan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menunjuk para orang terpilih, orang-orang suci, para nabi untuk menunjukkan jalan yang benar kepada umat manusia. Tetapi, manusia itu sendirilah yang harus berusaha. Nabi-nabi hanya memberi jalan dan arah menuju kebenaran, sedangkan keputusan ada di manusia itu sendiri yang memutuskan untuk jadi orang baik atau orang jahat. Orang bijak sadar bahwa keberhasilan atau kegagalan hidupnya adalah konsekuensi perbuatan dan hasil pikiran-pikiran yang terbentuk. Manusia harus selalu mengintrospeksi diri, apakah pikiran dan perbuatan sesuai dengan hukum alam dan kehendak Yang Mahakuasa? Karena pahala dan dosa tidak bisa diwakilkan, dan harus ditanggung sendiri.Kita tahu hukum Tuhan itu jelas. "Siapa berbuat, dia harus menanggung akibatnya." Pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat kejahatan akan mendapat imbalan yang setimpal dengan kejahatannya. Bahkan, Sang Buddha pun bersabda, "Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi suci. Suci atau tidak suci bergantung pada diri sendiri. Tidak seorang pun dapat menyucikan orang lain" (Kitab Dhammapada 165). Apakah bisa kita mungkiri bahwa hidup di dunia adalah medan perjuangan yang bergelimang penderitaan? Sebagian orang masih menyangkal karena mereka hidup dalam kondisi serbabaik dan menyenangkan. Karena itu kita melihat dengan mata hati, dunia ini sebagai surga atau sebagai neraka penderitaan. Hanya diri sendiri yang bisa menjawab karena mengalaminya.Pertanyaan yang menggoda yang muncul sebagai berikut. "Adakah dari kita yang suatu saat bisa menghindarkan diri dari ketuaan, penyakit, dan kematian?" Tentu saja jawabannya tidak. Karena itu, jalani hidup dengan bersyukur dengan menghargai pemberian Tuhan, yaitu nyawa (jiwa) yang bersemayam di dalam tubuh kita.

Prasangka

Alkisah seorang wanita tua memenangkan sekeranjang koin di sebuah mesinjudi di Atlantic City. Tentu ia sangat excited dengan kemenangan luarbiasa malam itu, dan merencanakan untuk merayakannya bersama suamidengan makan malam bersama. Sementara suaminya memesan tempat ke subuah restoran, wanita tua inikembali ke kamar untuk menyimpan sekeranjang koin kemenangannya itu.Tentu dengan perasaan was-was, karena takut dirampok. Ia naik kemar melalui lift yang tersedia, dan ketika ia masuk, didalamnya ternyata masuk juga dua pria negro berkacama hitam, bertubuhkekar dan kelihatan sangat sangar. "Aduh, jangan-jangan mereka iniperampok yang mengincar para penjudi yang habis menang," pikirnya. Tetapi wanita tua itu, meski dengan ketakutan, masuk ke dalam lift juga."Ah, pasti bukan," hiburnya dalam hati. Tetapi toh ketakutannya makinbertambah, apalagi ketika dilihatnya --dari sudut matanya, mereka tidaktersenyum sama sekali! Wanita tua itu lalu mendekap erat keranjangkoinnya dan berbalik menghadap pintu untuk menutupi rasa takutnya.Jantungnya berdegup keras ketika ternyata lift tidak bergerak! "Waduh, mati aku! Mereka pasti akan merampokku!" pikirnya. Wanita tuaitu mulai panik! Keringat dingin bercucuran! "Tuhan, saya telahterperangkap oleh dua perampok ini!" di dalam hati ia berdoa. Tiba-tiba salah satu dari dua orang negro yang seram itu berkata kerasmemecahkan kesunyian, "Hit the floor!" Secara refleks wanita tua itu puntiarap memukul lantai lift, sehingga keranjang koinnnya tertumpah dankoin berhamburan di dalam lantai lift! Ia diam sambil tetap menundukpanik dan berdoa, "Tuhan, tolong saya!" Kemudian ia merasakan uluran tangan dari salah satu negro itu, "Mam,saya meminta teman saya untuk menekan tombol lantai berapa kita akanmenuju, bukan meminta Anda memukul lantai lift!" kata pria itu sambilmenahan tawa luar biasa. "Ya ampuuun." wanita tua itu merasa malu sekali dan meminta maaf kepadadua orang negro itu yang disangkanya akan merampoknya. Dua orang negro itu, sambil tetap menahan tawa membantu mengumpulkankoin-koin serta mengantar wanita tua itu ke depan pintu kamar. Tawa mereka meledak bersama-sama ketika si wanita tua itu kembali mintamaaf dan kemudian masuk ke dalam kamar. Esok paginya, di depan kamar wanita tua itu diletakkan rangkaian bungadengan ucapan, "Terimakasih untuk tawa terbaik yang kita lakukan bersamatadi malam." - dan di bawahnya tertera nama bintang film dan pebolabasket negro terkenal di Amerika Serikat. Jangan memulai sesuatu dengan prasangka dan pikiran negatif, karena halitu akan membawa Anda kepada tindakan-tindakan yang salah, yangkesalahan itu akan makin membesar seperti bola salju. Saatnya Anda menyortir "prasangka-prasangka" yang telah membuat hidupAnda kehilangan arah. "Jangan memelihara "piaraan" yang bernama prasangka, karena prasangkaakan membuat arah tindakan Anda keluar dari rel."

SAHARA 1

Percakapan Para Burung 2Burung Hantu berkata:Ada lagi yang bisa kuceritakan padamu wahai para burung,Bahwa SIMURGH memiliki tempat yang sangat mengerikan, sangat-sangatlahmengerikan.Tempat penyiksaan bagi para burung yang menyalahi aturan SIMURGH.Tempat penyiksaan yang tidak seorangpun pernah berpikir tentang betapamengerikannya tempat itu.Bahkan Mimpi-mimpi-pun, tak sanggup untuk menggambarkannya.Terlalu buruk bagi sebuah mimpi, terlalu mengerikan bagi sebuah bayangan.Burung Camar si penjaga pantai alias Bay Watch nyeletuk:Duh burung hantu, bagaimanakah sebenarnya SIMURGH itu, mengapakah diamemiliki tempat yang begitu indah dan juga memiliki tempat yang begitumenakutkan bagi siapa saja, lalu bagaimanakah seandainya kita sudahjauh-jauh berjuang ke sana, ternyata kita tidak dapat memasuki TamanImpiannya dan bahkan memasuki Tempat Siksanya.Burung Bul-bul menyahut:Biarlah, aku akan terus bernyanyi karena ketakutanku akan tempat penyiksaanSIMURGH. Biarlah asalkan aku selamat dari tempat penyiksaan itu. Aku pemilikkeindahan dan kemerduan suara di jagad ini tak pantas rasanya aku memasukitempat siksaan, sungguh mengerikan kalau bulu-buluku akan tersentuh api yangmembara, sungguh celaka kalau paruhku yang lembut tersentuh lahar-laharpanas yang membakar.Burung Beo yang tadi diam kini ikut menyahut:kuak...............Kalau ada yang tidak menyukai Tempat siksaan SIMURGH,tentu itulah aku, dan kalau ada yang ingin masuk ke Taman Impian tentuitulah juga aku, kemana engkau pergi aku akan selalu mengikuti, sudahberjalan sekian lama, tapi kenapakah tidak sampai-sampai di tempat tujuan.Burung Hantu melanjutkan:Ketahuilah wahai burung, bahwa Taman Impian jalannya adalah diliputi kabuttipuan dan kabut samaran, sehingga bagi siapa saja yang ingin berjalan kesana, mestilah menempuh perjuangan yang sungguh-sungguh. Dan ketahuilahbahwa Taman siksaan diliputi kabut kenikmatan, kabut kesenangan, kabutkegembiraan yang semu, yang kalau tidak hati-hati, maka sangatlah mudah bagikita terjerumus ke dalam Taman Siksaan ini.Maka sungguh beruntunglah bagi kita yang sudah mau menempuh perjalanansampai di sini, meskipun kita belum mencapai tujuan, paling tidak, kitasudah mau berjuang untuk menuju SIMURGH yang agung.Maka beberapa saat kemudian, gegerlah perbincangan para burung itu, sebagianbesar menjadi kelompok tersendiri dan asyik memperbincangkan masalah TamanImpian dan Sebagian besar yang lainnya ingin segera berjuang karenaketakutannya murka SIMURGH yang dapat menyebabkan dimasukkannya mereka kedalam Tempat siksaan.Hanya sebagian kecil saja, beberapa burung gereja, yang diam tidakmembicarakan Taman Impian maupun membicarakan Tempat siksa, merekadisibukkan berucap lirih, ingin bertemu KEPERKASAAN SIMURGH YANG AGUNG".Maka tahulah aku bagaimana aku mesti bersikap.Ingatlah aku perkataan Hud-hud burung Sulaiman si pembawa pesankebenaran,"SIMURGH itulah tujuan...SIMURGH itulah tujuan, keindahan SIMURGHmelebihi segala-galanya"Sayapku yang tak mengenal lelah, terus kuajak berputar-putar di sekitarsitu, dan di sebelah agak ke kanan, tampak pula segerombolan burung asyikberbincang-bincang pula, kuarahkan putaran sayapku pda kumpulan mereka.Burung Pelikan membuka pembicaraan:

BATU & BISIKAN

Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru
saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini,sang
pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu.
Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan
tetangga sekitar.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil
melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak
terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba,dia melihat sesuatu
yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi,
bukan anak-anak itu yang tampak melintas.
Aaah..........., ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu.
Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan
seseorang.

Citttt............ ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di
mundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan.
Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan
itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam
hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa.
Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan dipojokkannya anak
itu pada sebuah mobil yang diparkir.

"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil
kesayanganku..!!" Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk
goresan di sisi pintu. " kamu tentu paham, mobil baru macam itu akan
butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai tergores." Ujarnya lagi
dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.

Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. "Maaf Pak,
Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab saya tidak tahu lagi harus
melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon
ampun. "Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang
pun yang mau berhenti......"

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi
menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "itu
disana ada kakakku. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda.
Aku tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat. Badannya tak mampu
kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan...."

Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya
berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak
membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka,
tapi dia terlalu berat untukku."

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam.
kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di
angkatnya anak yang cacat itu menuju kursi rodanya.
Kemudian,diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka
di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu
Jaguar kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan
mengatakan bahwa mereka baik-baik saja. "terima kasih, dan semoga
Tuhan akan membalas perbuatanmu. "Keduanya berjalan beriringan,
meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka.
Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda
itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar
miliknya. Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan
kejadian yang baru saja di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa
jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia memilih untuk tak menghapus
goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap
mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu
tetap nyata terlihat

"Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan
melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."

*******
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar
dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga
akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita
memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat
kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar? Tuhan, akan
selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang,
kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari
bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa
pada banyak hal yang melintas.

Teman, kadang memang, ada yang akan" melemparkan batu "buat kita
agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada
kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada
yang melemparkan batu-batu itu buat kita.

Sebelah Tangan

Tiada yang terasa tak pedih
bila suatu tak diraih
Tiada yang tak terasa sayang
bila suatu hanya dalam lamunan
Air mata kesejukan adalah
debar kepalsuan dalam roman khayalan
Inilah suratan tiada datang
Kutiada mengerti mengapa
sekali akan melangkah jatuh lagi
Ku tiada menduga mengapa
yang membuatkuduka
adalah yang membuatku gelisah
Ketika ingin kugapai
Sesuatu itu terbang
Ketika ingin kuraih
Sesuatu itu kandas dan karam
Dan wajah itu menjadi semakin menawan
Oleh setipis senyuman
Biarlah dia menjadi simpatiku
selamanya
Biarlah aku terlanjur jatuh padanya
Dan biarlah dia hanya hadir
dalam lamunan dan angan yang tersisa
Memang sesuatu itu belum punyaku
Dan tiada pernah akan menjadi
milikku

Sadar Akan Konsekuensi Alamiah

"Pa… kenapa batu nggak punya mulut, pa…?" tanya anak saya yangberumur tiga tahun kepada saya suatu ketika.Sebuah pertanyaan yang cukup mengejutkan saya. Beberapa hariterakhir ini memang dia menemukan sebuah batu yang menurutnyamenarik. Sebuah batu segenggaman tangannya, licin dan halus. Diakemudian mencuci sendiri batu tersebut, kemana-mana selalu dia bawasampai kemudian suatu ketika muncul pertanyaan tersebut kepada saya.Walaupun kita semua sebagai orang tua pastilah pernah mengalami masakanak-kanak, ternyata masih sulit juga bagi kita untuk bisamenyelami segala pemikiran dan perasaan anak-anak kita. Sepertipertanyaan anak saya tersebut di atas yang membuat saya harusberpikir keras untuk memberikan jawaban yang layak bagi anak saya.Pilihan sikap terhadap contoh pertanyaan yang diungkapkan anak sayadi atas memang beragam. Bisa saja saya dengan singkat cukupmenjawab, "Nggak tahu ya, emang dari sononya gitu…?" Kira-kira apakonsekuensi alamiah dari sikap saya apabila menjawab dengan kata-kata tersebut? Bisa jadi memang anak saya tidak begitu peduli denganbentuk jawaban tersebut, tapi yang jelas jawaban tersebut tidakmemberikan pembelajaran yang konstruktif terhadap perkembangan danpertumbuhan wawasan anak saya. Selain itu, menurut saya ada hal yangutama yang menjadi konsekuensi pilihan sikap saya di atas yaitu sayatelah menyia-nyiakan kesempatan untuk berkontribusi pada sesuatuyang berguna bagi anak saya.Ya..kadang memang kita tidak begitu menyadari konsekuensi alamiahakan sebuah pilihan sikap kita. Saya ingat dahulu ketika kuliah,ingat ketika saya termasuk orang yang terkadang malas untukmenghadiri kuliah di kampus. Waktu itu saya memang termasuk orangyang beranggapan bahwa hadir dalam sebuah perkuliahan tidaklah perlubenar, yang penting ujian lulus! Dan ternyata sekian lama sayarenungi bahwa konsekuensi dari tidak hadir dalam perkuliahanbukannya tidak lulus dalam ujian di kemudian hari, karena tidaklulus ujian dalam hal ini hanyalah sekedar konsekuensi atas aturanmain yang dibuat manusia yaitu dalam hal ini kuliah, kemudian ujian,bila nilainya melebihi batas minimal kelulusan, maka luluslah padamata kuliah tersebut.Ternyata ada sebuah konsekuensi –yang saya sebut sebagai konsekuensialamiah-- dari ketidak hadiran di dalam kelas perkuliahan, yaituhilangnya kesempatan untuk menerima informasi saat momen perkuliahantersebut, yang dapat dipastikan informasi tersebut pastilah tidakbisa secara identik berulang dikemudian hari.Di dalam kehidupan berkeluarga dan bertetangga, terkadang kita tidakbegitu menyadari atas konsekuensi atas pilihan tindakan kita.Perhatian kepada istri dan anak kita adalah contoh lain bagaimanaterkadang kita tidak begitu memperhatikan konsekuensi alamiah.Bagi saya sendiri, memberi perhatian kepada istri, anak atau anggotakeluarga lainnya, sering saya umpamakan sebuah hutang yang haruskita bayar. Total penjumlahan hutang yang harus kita bayar selamakita hidup berinteraksi dengan mereka adalah sama. Tinggalpilihannya apakah kita akan setiap hari mengangsur hutang tersebutdengan memberikan perhatian yang walaupun terhadap hal-hal kecil danmasalah-masalah sepele tetapi selalu ajeg dan konsisten. Atau kitamemilih tidak begitu peduli setiap hari, karena pada dasarnya ketikakita tidak peduli setiap harinya, seperti saya umpamakan sebelumnyabahwa total penjumlahan hutang itu selalu sama, maka pada suatu saattertentu kita mau nggak mau, siap atau tidak siap harus dipaksamembayar hutang yang tidak terbayarkan setiap harinya itu. Sepertiberupa harus mencurahkan perhatian ketika si anak jatuh sakit,perhatian ketika istri menjadi sensitif dan sering marah, dansebagainya. Dan perumpamaan hutang yang harus kita bayarkan tadiadalah konsekuensi alamiah bila kita tidak begitu memberi perhatiankepada anggota keluarga kita.Seperti juga interaksi dengan tetangga lingkungan anda. Anda bolehmemilih apakah anda bersikap pongah terhadap tetangga, memasang mukadingin setiap ketemu, tidak begitu peduli pada keluarga di sekitarrumah anda. Dengan pilihan sikap tersebut bila serta merta andadijauhi atau tidak diacuhkan tetangga anda, itu adalah sekedarkonsekuensi instan karena pilihan sikap anda saat itu. Tapi cobapikirkan sebuah konsekuensi alamiah atas pilihan sikap andatersebut, anda akan kehilangan kesempatan untuk `menabung' kebaikanpada orang-orang di sekitar rumah anda.Namanya kehilangan kesempatan untuk `menabung' artinya sekian lamawaktu anda hidup bertetangga anda tidak pernah punya tabungankebaikan di lingkungan sekitar rumah anda. Dan seperti layaknyamenabung uang, ketika anda tidak punya tabungan, saat anda tiba-tibamembutuhkan uang, anda harus bersusah payah mengumpulkan uang itudalam waktu yang singkat.Dalam kehidupan bertetangga, anda tidak akan pernah tahu kapanharus `mengambil' tabungan anda. Ketika misalnya tiba-tiba suatupagi kendaraan anda mogok sedangkan anda harus segera bergegasberangkat ke kantor, bila anda tidak punya `tabungan' yang cukuppada lingkungan tetangga anda, mungkin anda harus bersusahpayah `menabung' dulu dengan cara melakukan pendekatan basa-basikepada tetangga anda untuk meminta pertolongan sekedar mendorongmobil anda atau numpang ikut kendaraan tetangga anda. Dan itu punbelum tentu efektif memenuhi kebutuhan anda, karena tanpaadanya `tabungan', tetangga anda bisa saja dengan berbagai alasanmemilih untuk menolak permintaan anda.Beda ceritanya bila misal dalam kehidupan bertetangga, anda memilihbersikap untuk ramah dan selalu bertegur sapa atau paling tidakselalu memasang muka senyum setiap bertatap muka dengan siapa saja.Pilihan sikap tersebut adalah sebuah `tabungan' pada lingkunganrumah anda. Bila saja suatu saat anak balita anda tanpa anda sadarikeluar rumah tanpa sepengetahuan anda, `tabungan' anda akan membuatpara tetangga ikut mengawasi dan menjaga gerak-gerik balita anda diluar rumah.Hal yang saya kemukakan di atas dalam kehidupan berkeluarga danbertetangga adalah sebuah konsekuensi alamiah atas pilihan kita,yang berarti mau tidak mau konsekuensi itu akan selalu mengikutipilihan anda secara otomatis, semacam hukum alam yang berlakuterhadap pilihan sikap anda.Salah satu bentuk upaya untuk bersikap proaktif selain yang sayakemukakan pada artikel-artikel sebelumnya, adalah juga seperti yangbaru saja saya utarakan yaitu kesadaran akan konsekuensi alamiahatas setiap pilihan kita.Jujur dapat memberikan konsekuensi alamiah bahwa lambat laun bilakita konsisten, akan membuat orang semakin percaya kepada setiap apayang kita katakan. Demikian pula sebaliknya, sekali saja anda dengansengaja berkata bohong, konsekuensi alamiahnya bisa saja bahwa haltersebut akan membuat benih yang akan menyebabkan anda tidakdipercaya lagi oleh orang lain.Menjadi semakin dewasa dan berwawasan, adalah sebuah konsekuensialamiah ketika apa pun yang anda lakukan diniatkan dengan tulussebagai bahan untuk belajar, entah itu kesuksesan, kegagalan,keberuntungan, kerugian, kebahagiaan, kesedihan. Dilain pihak ketikaanda mendapat keberhasilan anda memilih untuk lupa dari mana andaberasal, lupa siapa saja yang telah membantu anda, konsekuensialamiahnya adalah bisa jadi anda susah untuk mendapatkankeberhasilan yang sama di kemudian hari.Dan bila saja kita suatu ketika merasakan bibit pemberontakan anak-anak kita kepada kita, sebenarnya hal itu adalah konsekuensi alamiahatas pilihan kita yang bisa jadi tidak begitu memberikan perhatiandan kasih sayang yang cukup kepada anak-anak kita, berkomunikasihanya ketika memberikan teguran atas kesalahan-kesalahannya.Kita sebagai manusia memang diberi keistimewaan oleh Sang Pencipta,sebuah sifat yaitu kebebasan untuk memilih. Hanya saja kita harussadar bahwa akibat dari pilihan kita akan selalu tunduk pada aturanmain-Nya yang tidak lain yang saya beri pendekatan dengan istilahkonsekuensi alamiah diatas.Sadar akan konsekuensi alamiah tidaklah serta merta muncul begitusaja, hal itu dibutuhkan kepekaan, niat untuk selalu belajar, dankemauan untuk memperbaiki dan merubah diri menjadi lebih baik. Danyang lebih penting lagi yaitu tidak hanya sekedar berandai-andaisaja, tapi selalu mengejawantahkannya pada setiap tingkah laku kitaketika kita berinteraksi dengan semua orang, lebih-lebih padakeluarga dan orang-orang disekitar kita.

Sahara

Burung Pelikan berbicara:Wahai saudara-saudara para burung semua.Ingatlah, selain untuk berbakti pada SIMURGH yang agung, kita jugadiperintahkan untuk bekerja untuk dunia kita.Sehingga, jangan sampai diri kita di dunia ini terlunta-lunta, keluarga kitaterlunta-lunta.Maka lihatlah diriku,Aku bekrja siang dan malam untuk bekerja utuk keluargaku.Kucarikan ikan buat mereka dan kutaruh di dlam paruhku, untuk kemudiankuberikan pada keluargaku,Sementara sedikit demi sedikit, aku juga terbang menuju SIMURGH.Burung Camar Laut Selatan berucap:Wahai burung Pelikan,Bagaimana engkau akan sampai pada SIMURGH, bila kenyataannya waktumu lebihbanyak engkau gunakan untuk bekerja bagi duniamu.Bukankah engkau sendiri yang mengatakan, Keseimbangan antara dunia danberjalan menuju SIMURGH haruslah selaras, serasi dan seimbang ???Coba engkau hitung-hitung waktu hidupmu.Bila engkau bekerja untuk duniamu selama 8 jam sehari, dan untuk istirahatfisikmu 8 jam sehari dan baktimu pada SIMURGH hanya satu jam sehari,sementara sisa waktu 7 jam engkau pakai membaca buku-buku, berdiskusi,berdebat, dan berolahraga melemaskan pungung-punggungmu dan sayap-sayapmu,maka apakah itu yang engkau katakan seimbang burung Pelikan ???Maka lihatlah aku, yang lebih memilih terbang dan terbang menuju SIMURGH,sementara kebutuhan duniaku adalah kucukupkan untuk menyambung hidupku alakadarnya saja.Aku berharap satu ketika bisa menjumpai SIMURGH yang Agung.Burung Albratos menengahi:Bagaimanakah engkau bisa mengatakan seperti itu Hai burung Camar Selatan ???Kita hidup di dunia, maka kebutuhan pokok kita adalah untuk hidup di duniaini.Seandainya kehidupan sekarang tidak engkau perhatikan dengansungguh-sungguh, bagaimana engkau bisa meneruskan hidupmu di dunia danbagaimana engkau dapat meningkatkan perjalananmu menuju SIMURGH jikapikiranmu terhalang akan kebutuhan dunia yang hanya mencukupi ala kadarnyasaja ???Maka lihatlah diriku,Aku tidak kekurangan di dunia ini, kalau boleh dibilang kaya, dan aku kinitinggal berkonsentrasi mengarungi perjalanan menuju SIMURGH saja.Burung Laut Goa Karang menyahut:Ingatkah engkau wahai saudara-saudara, Ibrahim bin Adam membeli kemiskinandirinya dengan sebuah kerajaan dunia ???Ingatkah engaku wahai saudara-saudara, Sidarta Gauthama membelikepertapaannya dengan sebuah kerajaan dunia dan seluruh keluarganya????Ingatkah engkau saudara, Dewi Kwan Im membeli jalan ZEN dengan sebuahkerajaan dunia dan baktinya pada orang tua mensia-siakan tubuh danperasaannya ????Semua semata-mata demi SIMURGH yang Agung ????Maka teruskanlah berdiskusi, teruskanlah bercerita, teruskanlah berdebat,dan teruskanlah berlogika, lebih baik aku meninggalkan kalian semua untukmeneruskan perjalanan menuju SIMURGH.Sembari ngomong begitu, si burung laut dari goa karang mengepakkan sayapnyameninggalkan para burung yang terus asyik berdiskusi, berdebat danberlogika, ..bet......tubuhnya yang agak kecil meluncur,makin lama makin jauh hanya tinggal setitik gumpalan hitam di kejauhanlangit yang terang benderang.Aku mengangguk memahami hal ini, maka kulayangkan pandanganku ke sekitartempat itu.Setelah kudapatkan kumpulan burung-burung dengan burung Hantu, kemudiankudapatkan kumpulan burung-burung dengan burung Pelikan, dan kulihat tampakjelas kumpulan burung-burung dengan pose pantai lagi asyik santai-santaikelelahan..........Maka seolah mendapatkan pencerahan,tak kulihat sebuah oasepun di situ,OASE kedua yang kukira dapat kuhirup segar airnya,ternyata tak lebih hanya fatamorgana saja."Addunya ila mata`ul hurur"ya......dunia adalah fatamorgana.....syap kusiapkan,aku mengepak meninggalkan mereka yang terus asyik dengan kegiatannyamasing-masing,Biarlah yang sedang kelelahan melepas capeknya di oase fatamorgana,Biarlah yang asyik berdiskusi melanjutkan diskusinya,Biarlah yang asyik berdalil meneruskan dalil-dalilnya,Aku akan mengikuti jejak si burung Laut Goa Karang,lebih baik aku meneruskan perjalanan,menuju SIMURGH yang AGUNG.

Tuesday, December 20, 2005

----------In RenunganIslam-------------

Pensucian jiwa (tazkiyatun nafs) menjadi sedemikian penting karenajiwa/hati seseorang menentukan kualitas manusia secara keseluruhan.Sebagaimana digambarkan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari danMuslim bahwa ada sebuah gumpalan daging, yang baik buruknya gumpalandaging itu mempengaruhi keseluruhan kebaikan tubuh itu, itulah hati.Shalat merupakan induk sarana tazkiyatun nafs. Dalam shalatterkandung sujud, berdiri, duduk, rukuk yang semuanya akanmemberangus kesombongan diri pada jiwa kita. Dalam QS. Al-Ankabut :25 disebutkan bahwa Shalat mencegah dari perbuatan munkar dan keji.Tentu saja ada syaratnya agar shalat bisa berbuah seperti yangdijanjikan oleh Allah, yaitu menegakkan semua syarat dan rukun baikyang lahiriah maupun batin. Rukun yang lahir : Berwudhu, berpakaianseperti yang disyariatkan, bertakbir, ruku', sujud, dll., sedangrukun yang batin adalah kekhusyu'an. Saat ini rupanya masih banyakmuslim yang melakukan shalat hanya secara lahiriyah saja.Untuk menegakkan kekhusyu'an, diperlukan beberapa hal sbb:1. Kehadiran hati, Berkonsentrasi dengan benar-benar dan tidakmemikirkan yang lain kecuali shalat itu sendiri. Untuk menghadirkanhati ini jalan satu-satunya adalah dengan memperhatikan shalatsecara seksama (penuh perhatian) dan menolak pikiran-pikiran liaryang mengganggu. Jangan samapi kita ingat hutang-piutang, ingatkehilangan barang, pekerjaan, dsb.2. Tafahhum (kepahaman), Kepahaman di sini tidak mesti berartimengerti bahasa Arab 100%. Tetapi kita paham akan arti bacaan-bacaanshalat dan menyelami isinya.3. Ta'dhim (rasa hormat), Ini muncul ketika kita punya duapengenalan yang baik. Yaitu pengenalan tentang Allah (keagungannya,kekuasaanya), dan yang kedua kenal akan kelemahan diri kita sendiri.Bayangkan bagaimana perasaan anda ketika anda akan menghadapseseorang yang sangat anda hormati dan kagumi?4. Haibah (rasa takut yang bersumber dari rasa hormat). Rasa inihadir ketika kita mengenal Allah lebih mendalam. Kita senantiasamemikirkan siksaanya, adzabnya, cobaannya. Coba kita tanyakan padadiri kita masing-masing, apa daya kita kalau Allah mendatangkansiksaanya kepada kita? Na'udzu billahi min dzalik.5. Raja' (pengharapan), Dengan ini kita mengharapkan balasan Allahatas shalat kita. Memang seperti pamrih..Namun hal ini akanberkurang seiring dengan bertambahnya derajat kecintaan kita kepada-Nya. Allahlah yang maha pemurah, penyayang, penghapus dosa. hanyakepada-Nya kita memohon perlindungan & pertolongan.6. Haya' (rasa malu), Mengapa? Karena kita ini hanyalah makhluk yangpenuh kekurangan. Rasa malu ini tentu akan bertambah tatkala kitatahu keburukan-keburukan kita yang terpendam dan kita sadar bahwaAllah tahu akan semuanya itu. Sungguh tidak tahu diri, Allah telahmemberikan banyak sekali nikmat kepada kita namun kita bermalas-malasan untuk menemui dan bersyukur kepada-Nya.Tentu saja kekhusyu'an ini tidak hadir begitu saja tanpa usaha.Salah satunya adalah terapi ketika kita dilalaikan dari kekhusyu'anini, antara lain : 1. Ketika datang pikiran-pikiran/lintasan yang memalingkan dia darishalat maka usahakan untuk mengusirnya dan sadarlah bahwa andasedang shalat.2. Berusaha untuk mencari sebab-sebab luar yang bisa menyebabkankita lalai dalam shalat. Semua pintu rumah, kendaraan, sandal,menyalakan air, dll.. yang berpotensi mengganggu pikiran kitacobalah untuk dibereskan dahulu.3. Menggunakan hukuman bagi diri sendiri. Harus ada self disciplinedalam hal Shalat. Jika kita kehilangan konsentrasi, cobalah untukmelakukan hukuman bagi diri kita sendiri.4. Selalu bermujahadah (berusaha sekuat mungkin)

Kesedihan Juga Menawan

"Kebahagiaan yang dicari, kesedihan yang didapat", demikianlah keluhan
demikian banyak manusia. Entah itu di gunung atau di pantai, di desa atau di
kota, di rumah mewah atau rumah sederhana, berpendidikan tinggi atau
berpendidikan rendah, sebagian diisi oleh manusia dengan keluhan seperti
ini. Lebih-lebih di rumah Indonesia yang menyimpan demikian banyak pekerjaan
rumah dari kepemimpinan sampai dengan pengangguran. Sehingga dalam
kesederhanaan pemahaman dapat disimpulkan, dalam banyak komunitas manusia,
kesedihan serupa dengan musuh, penyakit, hantu bahkan setan yang menakutkan.
Tidak ada pilihan lain selain mengusirnya jauh-jauh.

Padahal, siapa saja yang pernah menyelam ke dalam lapisan-lapisan dalam
kehidupan -entah melalui pengetahuan, pengalaman apalagi meditasi- pasti
pernah melihat kalau kesedihan bukan lawan (apalagi musuh) kebahagiaan.
Kesedihan, di kedalaman renungan seperti ini, juga berfungsi tidak berbeda
dengan kebahagiaan. Bukankah kesedihan ada untuk merasakan kedalaman
kebahagiaan? Tidakkah ada yang melihat, kalau kebahagiaan kehilangan
kedalamannya ketika kesedihan ditolak? Adakah yang pernah merasakan
getaran-getaran rasa yang mendalam justru ketika kesedihan meluncur demikian
dalamnya?

Kalau sejarah digunakan sebagai sumur-sumur pemahaman, ia menyimpan banyak
sekali manusia mengagumkan justru karena pernah menyelam dalam di kedalaman
kesedihan. Mahatma Gandhi yang legendaris itu, yang mengusir penjajah secara
elegan melalui gerakan-gerakan antikekerasan, melalui masa-masa kesedihan
yang amat panjang. Dari masa mudanya yang keras di Afrika Selatan sampai
masa tuanya yang tertembak. Dalai Lama yang menyentuh itu, sebagian lebih
hidupnya di pengasingan. Kendati hari-harinya berisi kesedihan, kesedihan
dan kesedihan, ia tampak semakin kuat melalui senyumannya yang amat khas.
Nelson Mandela lain lagi. Dalam kurun puluhan tahun tokoh Afrika Selatan ini
dipenjara secara amat mengenaskan. Namun pengalaman yang demikian
mengenaskan ini juga yang membuat seorang Nelson Mandela demikian kuatnya.
Dan kemudian demikian dikagumi.

Di Indonesia kita mengenal Mohammad Hatta. Sebagian lebih hidupnya berisi
terlalu banyak kesedihan. Hidup miskin dan teramat sederhana. Mundur dari
singgasana kekuasaan. Kembali ke kehidupan orang biasa dengan menjadi dosen
perguruan tinggi setelah lama duduk di singgasana kekuasaan. Salah seorang
puterinya bahkan pernah bertutur, kalau gaji pensiunannya tidak cukup
digunakan bahkan untuk membayar listrik dan tagihan air minum saja. Namun,
bukankah deretan kesedihan ini juga yang membuat Hatta demikian bercahaya
hidupnya?

Dalam tataran bangsa, Jepang mulai bangkit kekuatannya beberapa tahun
setelah berenang di tengah samudera air mata berupa dua kotanya dijatuhi bom
atom. Amerika menjadi demikian maju karena pada awalnya dibentuk oleh
manusia-manusia perantauan yang ditempat asalnya kebanyakan mengalami
kesedihan. Negara-negara yang kerap dilanda kesedihan akibat bencana alam
seperti Taiwan, seperti menyimpan tenaga hidup yang tidak habis-habisnya.

Sehingga dalam totalitas sejarah seperti ini, layak direnungkan kembali
menghadirkan wajah kesedihan yang serba hitam, gelap dan buruk. Lebih dari
itu, keserakahan untuk hanya menerima kebahagiaan dan membuang kesedihan,
tidak saja membuat kebahagiaan berwajah hambar, juga membuat peradaban
manusia bergerak dari satu wilayah dangkal ke wilayah dangkal yang lain.

Disinari cahaya terang seperti inilah, maka penyelam-penyelam dalam di
samudera kehidupan tidak sedikit yang menyarankan manusia menyelami
serangkaian kedalaman kesedihan. Penyair menyentuh yang bernama Kahlil
Gibran, yang pernah menghasilkan karya master piece berupa Sang Nabi dengan
demikian apiknya menulis : "Tatkala kita bercengkerama dengan kebahagiaan di
ruang tamu, kesedihan sedang menunggu di tempat tidur!" Psikiater kondang
James Scott pernah menyimpulkan kalau jiwa manusia justru jadi kuat setelah
melalui serangkaian kesedihan. Penulis jernih Jan Goldstein malah punya
pengalaman tangan pertama, kalau duka cita yang mendalam menghasilkan banyak
sekali kesucian. Setidaknya itu yang ia ceritakan dalam karya menyentuhnya
yang berjudul Sacred Wounds.

Maulana Jalaluddin Rumi lebih mengagumkan lagi. Tidak saja pesan-pesannya
yang menyentuh, tetapi pilihan bahasanya juga memperterang kejernihan. Dalam
salah satu karyanya, Rumi pernah mengandaikan manusia serupa dengan
sayur-sayuran. Di alam bebas, sayur-sayuran masih amat mentah. Salah-salah
bisa jadi sampah. Namun, melalui hawa-hawa panas dapurlah, sayur-sayuran
dibuat menjadi matang, kemudian melangkah meyakinkan menjadi satu dengan
kehidupan manusia. Bukankah manusia juga serupa? Awalnya hanya bahan mentah,
namun dapur kesedihanlah yang membuatnya menjadi lebih berguna dan bermakna.

Di salah satu pojokan karyanya, Rumi seperti tidak memberikan pilihan lain
terkecuali mengalami sendiri kesedihan. Terutama bagi manusia yang mau
bertumbuh di ladang-ladang rohani. Coba perhatikan salah satu saran Rumi
terhadap orang-orang yang ingin menjadi lelaki sejati : "Hanya melalui
kesedihan, melalui penderitaan yang disertai dengan kesabaran, manusia bisa
bertumbuh menjadi laki-laki sejati."

Dalam hamparan kejernihan seperti ini, Indonesia memang masih menyimpan
banyak kesedihan, umat manusia pasti masih akan menemui kesedihan, cuman
bukankah kesedihan juga yang membawa manusia ke serangkaian kekuatan
sekaligus kebahagiaan yang mendalam?

MODERN BELUM TENTU SEHAT* *

Beberapa hal-hal dibawah ini mungkin tidak diketahui atau terlewatkan oleh
banyak orang. Produk-produk yang sering kita jumpai di masa modern ini
memang banyak menyingkat waktu dan membuat hidup kita lebih terasa efisien.
Tapi kalau produk-produk ini harus dibayar dengan menurunnya kesehatan, anda
pilih yang mana?.

1. Jangan meninggalkan tea bag di dalam gelas selama meminum teh. Kertas yg
digunakan umumnya mengandung bahan kimia yg akan larut apabila berada di
dalam air panas berlama-lama.

2. Selalu mencuci buah dan sayur-sayuran dengan air bersih yg mengalir, bila
perlu dg menggosoknya dengan kertas atau kain bersih. Dilakukan untuk
menghilangkan insektisida atau bahan kimia berbahaya lainnya.

3. Jangan memasukkan bumbu mie instan saat memasak mie. Bubuk cukup
dicampurkan setelah mie masak untuk menghindari MSG dari tingginya suhu saat
memasak. Begitu pula bila ingin memasak dengan bumbu
penyedap.Sebaiknyabumbu penyedap dimasukkan setelah api dimatikan dan
makanan tidak dalam
keadaan mendidih.

4. Selalu mengkonsumsi berbagai jenis buah atau sayur-sayuran. Intinya
menghindari konsumsi satu jenis sayur atau buah-buahan secara kontinu. Ini
untuk menghindari masuknya senyawa kimia dari luar atau buah/sayur yg bisa
membahayakan tubuh.

5. Menghindari penggunaan microwave untuk memanaskan makanan dengan waktu
terlalu lama.

6. Jangan menyimpan makanan/minuman kaleng yang sudah terbuka di dalam
lemari pendingin. Makanan/minuman ataupun bumbu-bumbu kaleng yg sudah
terbuka sebaiknya dimasukkan ke wadah plastik sebelum disimpan di lemari
pendingin. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi antara makanan dengan
wadah kaleng.

7. Mengurangi pemakaian pembungkus aluminium untuk memasak. Keracunan
aluminium diduga mengakibatkan beberapa penyakit/kelainan pada anak kecil
ataupun bayi dalam kandungan. Penggunaan aluminium bias diganti dengan wadah
kaca (misalnya produk dari Pyrex) sewaktu memasak menggunakan oven.

8. Menghindari pemakaian botol bekas air mineral untuk wadah air minum
secara berulang-ulang, terlebih untuk air panas, untuk menghindari
terminumnya senyawa kimia yg sengaja ditambahkan ke dalam plastik agar
plastik lebih lunak (dalam proses pembuatan botol plastik).

Terindah

Yang terindah tak berbicara dengan hati
Yang terbakar tak perlak mati bagai duri
Kemanakan hati dan jiwaku
Yang terpikat dan tertunduk oleh senyummu
Memahat kebencian pada semuanya
Yang datang memberi api asmara

Kau...
Yang datang hanya dengan bibirmu yang basah
Tak memandang semuanya begitu indah
Hany yang terasa yang terindah

Aku..
Yang bergejolak menimang rindu
Tak terpikirkan olehku angan dan jiwa yang lain

Seandainya...
Kita bersama membangun semuanya
Tak hilang hanya dengan sedikit kemarahan
Yang terdalam dan terisak oleh lukaku
Menarilah wahai wanitaku
Yang terindah hanya dalam jiwaku

Temukan Kembali Kebebasan Diri

Tuntutan tiada henti dari pekerjaan, keluarga dan pasangan hidup seringkali
memaksa kebebasan kita terasa semakin sempit. Ketika semakin bertambah usia
dan memiliki lebih banyak tanggung jawab, semua kebebasan yang dirasakan
sebelumnya seperti begadang, jalan-jalan diakhir pekan, mengembangkan
kreativitas dan waktu senggang akan mulai hilang.

Tetapi lebih dari sekedar kebebasan yang kita nikmati belasan tahun lalu,
berikut beberapa cara mendefiniskan kembali kebebasan sehingga kita tetap
bijaksana dan sehat:



- Kebebasan bekerja
Kebebasan di tempat bekerja sesederhana meyakinkan kita untuk
istirahat makan siang. Jika kita lapar, kita tinggal jalan ke tempat makan
yang sedikit lebih jauh dari biasanya. Kebebasan di tempat kerja dapat juga
diartikan memiliki rencana untuk esok hari jika kehilangan pekerjaan hari
ini. Menajamkan keahlian yang kita miliki seperti menulis atau bahkan
menjahit. Pengetahuan yang dapat yang dapat diterapkan pada sesuatu dan
menjualnya, itulah kekuatan dan kebebasan.

Kebebasan bekerja dapat juga berarti menyadari bahwa kita tidak lagi
memperhatikan menaikkan karir. Sekarang saatnya meningkatkan kesehatan
anak-anak dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga.

- Kebebasan emosi
Dari pada menahan emosi atau marah ketika sesuatu ada sesuatu yang
membuat kita ingin marah, lebih baik ekspresikan emosi kita.

Kebebasan emosi juga bisa berasal dari perubahan pandangan apa yang
diinginkan dalam hidup ini. Dibanding menginginkan kesempurnaan seperti
rumah bagus, karir tinggi dan kendaraan mewah, lebih baik fokuskan pada
sesuatu untuk terpenuhinya kebutuhan emosi seperti memiliki seseorang yang
baik terhadap kita, baik terhadap diri sendiri atau menghabiskan lebih bayak
waktu bersama orang yang kita cintai.

- Kebebasan mental
Stress akibat kehidupan kota misalnya dapat berarti kadang-kadang
sulit mendengar apa yang diri sendiri pikirkan. Kelelahan mental dapat mudah
menimpa diri kita jika kita terus menerus ngoyo. Kebebasan mental bisa
berarti mengambil istirahat dan belajar bagaimana membebaskan pikiran.

Cobalah melakukan tindakan seperti jalan-jalan, melukis atau bahkan
berendam dalam air. Kegiatan seperti ini dapat merangsang otak sebelah kanan
yang muncul dengan banyak ide.

- Kebebasan finansial
Kebebasan finansial berarti dapat mencukupi diri sendiri untuk membuat
menjadi nyaman, mengontrol keuangan dengan menulis segala sesuatu yang kita
belanjakan dan kemudian mencobanya.

Jangan Habiskan Waktu Percuma

Menjadi produktif bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Beberapa orang
telah memiliki rencana hari mereka dari mulai terbangun sampai kembali ke
tempat tidur, mengatur segala hal dan melakukannya sementara yang lain ada
yang hanya memikirkan.

Menurut Mark Goulston, ahli manajemen waktu dan penulis buku *Great Out Of
Your Own Way* mengatakan ada beberapa saran yang bisa anda lakukan agar anda
dapat memaksimalkan hari-hari penuh dengan produktifitas:

- Membuat daftar dan memprioritaskan
Akhiri malam atau memulai hari anda dengan membuat daftar sesuatu yang
anda harus selesaikan besok hari. Jika ada sesuatu yang lebih penting
dibanding yang lain, yakinlah untuk menyelesaikan lebih dulu. Buat kesehatan
anda juga prioritas. Jika ada pilihan antara pergi ke tempat senam atau
menunggu beberapa jam untuk menyelesaikan pekerjaan, pergi ke tempat senam.
Datang satu jam lebih awal untuk menyelesaikan pekerjaan anda.

- Buat keceriaan
Anda tidak harus menjadi sebuah robot dari waktu ketika anda bangun
untuk menyelesaikan sesuatu, Yakinlah untuk membangun keceriaan dalam
hari-hari anda meskipun sesuatu yang kecil seperti mendengarkan musik,
chatting atau menelpon teman. Anda akan menemukan diri anda jauh lebih
produktif jika anda mengetahui ada penghargaan "kecerian" setelah
menyelesaikan pekerjaan.

- Meminta bantuan
Jangan takut untuk meminta bantuan jika anda sudah mulai kewalahan.
Kita semua kadang-kadang membutuhkan bantuan mengatur hidup kita asalkan
ingat untuk mengembalikannya kembali sesuai kepentingan, jangan sampai
menyalahgunakan hubungan.

- Miliki hari bebas pekerjaan
Ini mungki sekali seminggu atau sekali sebulan ketika anda memutuskan
untuk melakukan satu hari tanpa pekerjaan. Santai, membaca buku, menonton
televis iatau sekedar jalan-jalan. Anda akan merasakan banyak kesegaran
ketika harus berhadapan dengan pekerjaanya hari berikutnya.

- Jangan menangguh-nangguhkan
Mudah sekali untuk menangguh-nangguhkan sesuatu apalagi ketika kita
sudah mulai merasakan kebosanan, carilah alternatif pekerjaan lain yang jauh
lebih mudah sehingga anda tidak menyia-nyiakan waktu.

- Jangan melakukan pekerjaan yang tidak perlu
Jangan biarkan diri anda sibuk untuk hal seperti ini. Jika anda
menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugas yang tidak ada tujuan,
proritaskan kembali pekerjaan-pekerjaan anda. Lebih baik memanfaatkan waktu
untuk bersantai sehingga anda akan lebih berenergi untuk pekerjaan yang
lebih besar.

Thursday, December 08, 2005

Cintailah Kehidupan Lebih dari Apa pun

Cintailah kehidupan lebih dari apa pun. Itulah pesan ayah sebelum meninggal.
Dan, meski kehidupan kami berat, tak ada satu pun dari anak-anaknya yang
mengeluh. Ibu tetap bekerja, kami sekolah dan melalukan apa pun untuk
meringankan beban ibu. Kami menderita, tapi tawa juga tak pernah tanggal
dari bibir kami. Dan yang pasti, kami tak pernah jauh dari pesan ayah, untuk
selalu mencintai kehidupan.

Kenapa pesan ayah itu penting aku katakan, tak lain untuk menjelaskan betapa
"pentingnya" bagiku menjalani kehidupan yang sebentar lagi aku kisahkan.

Aku Nisya (31), singel parent, alias orang tua tunggal bagi anakku, Langit
(3). Aku bekerja di sebuah PMA, ekspor impor mebel. Tinggal masih bersama
orang tua, dan karena itu, Langit tak pernah sepi dari perhatian dan kasih
sayang aku dan neneknya. Kenapa aku menjadi singel parent? Inilah kisahku.

Setelah tiga tahun bekerja, empat tahun lalu aku menjalin asmara dengan
seorang lelaki Amerika, David (39). Ia matang, dan memang ingin menjalin
hubungan serius. Dan karena sudah sama-sama matang, kami pun segera
meletakkan hubungan itu dalam kerangka berumah tangga. Ia yang bekerja di
Jakarta, memilih ke Semarang untuk menjumpaiku, kadang seminggu sekali,
kadang dua minggu sekali. Ia pun sudah mengatakan kesanggupannya untuk
menikahiku di depan orang tua, dan memeluk agama seperti yang aku anut. Kami
berbahagia. Ia juga sangat menghormatiku, keluargaku, dan romantis.

Memang ada yang salah dalam hubunganku ini. Karena yakin, aku pun rileks
saja untuk berhubungan intim dengan David. Tanpa pengaman, karena jika pun
aku hamil, David akan segera menikahi. Ia pun memang sudah menginginkan
bayi. Karena itu, begitu aku hamil, pernikahan pun segera kami lakukan. Aku
menikah langsung, dan berencana 1,5 bulan kemudian akan memestakannya. Dan
karena keperluan itulah, David meminta izin untuk kembali ke Amerika,
menjemput orang tuanya. Aku mengizinkan, bahkan bahagia. Semula ia
mengajakku, tapi demi alasan kesehatanku dan pekerjaan, aku menolak.

Dan takdir bermula di sini.

David tiba di Amerika, kalau tidak salah di Virginia. Ia lalu menelpon,
mengatakan banyak hal, dan orang tuanya pun segear menelponku, mengucapkan
selamat atas pernikahan, dan kehamilanku. Mereka juga akan segera datang ke
Indonesia, dua minggu sebelum resepsi. Aku bahagia sekali. Senang. Menanti
masa itu luar biasa menakjubkan. Tapi, Tuhan punya rencana lain.

Tiga hari sebelum mereka kemari, ada telpon dari sana. David mengalami
kecelakaan. Ia dan ibunya tertabrak ketika pulang dari supermarket. Ibunya
patah tulang rusuk dan gegar otak, David meninggal, ketika dalam operasi.
Paru-parunya tertekan kemudi, dan gagal ketika dilakukan pemijatan langsung.
Aku lemas, lemas. Duniaku gelap. Aku mencoba tak percaya, tapi begitulah
kenyataannya. Ingin rasanya aku terbang ke sana, menangis di kuburannya,
tapi apa dayaku...

Keluarga kemudian rapat besar. Aku hanya punya pikiran satu, mempertahankan
janinku. Apa pun yang terjadi. Ketika sauadaraku menentang, aku katakan
pesan ayah itu, yang berulangkali dia ucapkan sebelum meninggal. Pesan yang
menandaskan, betapa pun beratnya hidup, jangan sampai kami memalinginya.
Hidup harus terus dijalankan. Menjalankan hidup itu sama dengan mengakui
adanya Tuhan.

Keluaga pun sepakat. Bahkan, meski resepsi telah aku batalkan, keluarga
David tetap datang, untuk mendampingku menghadapi cobaan itu. Mereka juga
membesarkan hatiku, dan sudah menganggapku sebagai menantu mereka. Kukira
ini basa-basi bule, tapi nyatanya tidak. Ketika aku akan melahirkan,
tiba-tiba ibu David dan adik perempuannya datang. Aku kaget sekali. Mereka
begitu antusias menyambut bayiku, dan aku menjadi punya teman. Kehadiran dua
bule ini pun membuatku sangat terbantu menghadapi kondisiku di mata
tetangga, yang beberapa mencibiriku.

Dan Langit lahir. Ia tampan, bule seperti ayahnya. Aku menangis, senang,
sedih, semua berbaur. Mertuaku bangga sekali. Ia seperti melihat kembali
anaknya dilahirkan. Ia bahkan memperpanjang tinggalnya, hanya untuk melihat
Langit, dan memastikan ikut memandikannya.

Setelah itu hidupku terus berjalan. Tetangga pun sudah menerima. Tapi, ada
satu yang berubah, asmara nyaris tak lagi berpihak padaku. beberapa kali
lelaki mencoba mendekatiku, namun semua berbalik arah, setelah tahu aku
punya anak, dan bule. Ada yang tak memasalahkan status jandaku, tapi ketika
melihat anakku, mundur. Mereka tak percaya aku menikah dan janda. Mereka
mengira karena Langit bule, pastilah aku dulunya bukan perempuan baik-baik.
Dan untuk soal ini, aku tak pernah mengiba. Aku tak butuh lelaki yang tak
bisa menerima masa laluku dan anakku. Aku yakin, suatu hari akan ketemu
lelaki baik-baik, dan menghormatiku. Dan jika tidak bertemu, juga tidak
apa-apa. Toh aku sudah memiliki lelaki tertampan dan sangat menyayaniku,
Langit.

Hubungaku dengan keluarga Dave masih baik, dan setiap tahun, mereka datang
ke sini, untuk melihat cucunya. Ibu dave bahkan masih selalu mengirimi uang
sebagai biaya hidup cucunya, yang sampai kini aku tabung. Mereka memagn
menginginkan kelak Langit bersekolah di sana, dengan dengan keluarga
ayahnya. Dan aku juga mendukung, jika nanti Langit memang menghendaki.

Kini aku hidup hanya untuk Langit. Dan kisahku ini sengaja aku ceritakan,
agar wanita-wanita yang mengalami kepedihan hidup, mau juga belajar seperti
aku, dan tidak melakukan perbuatan bodoh. Karena aku sangat percaya, kita
harus mencintai kehidupan lebih dari apa pun, dan jangan pernah merampas
seseorang untuk merasakan kehidupan, apalagi jika seseroang itu hadir karena
"kesalahan" kita.

Saturday, December 03, 2005

NASIHAT SEORANG GURU PADA MURIDNYA

* Bila ingin mendapatkan sesuatu yg baik, maka bayarlah dengan yg baik. atau
buatlah yg baik itu oleh dirimu sendiri dan jadikanlah yg ada dihadapanmu
itu menjadi baik dan menjadi cocok untukmu, karena apa yg menurutmu baik,
belum tentu cocok untukmu.

* Jangan pernah menengok kebelakang, karena itu hanya mengikat ayunan
langkahmu dan jangan menerka-nerka tentang waktu yg akan datang, karena itu
diluar jangkauan akalmu. tapi hiduplah lebih baik untuk hari ini dari hari
kemarin.

* Jangn perdulikan apa yg dilakukan orang terhadapmu, karena kamu tidak
menanggung perbuatan orang terhadapmu. tapi..perdulilah terhadap apa yg kamu
lakukan kepada orang lain, karena itulah yg akan dimintai
pertanggungjawaban.

* Jika ada seorang bicara tentang sesuatu, padahal orang itu tidak mempunyai
keahlian tentang sesuatu itu, maka dia adalah orang yg dusta. dan bila ada
orang yg mendengar si pendusta itu, maka merekalah orang-orang yg dungu.

* Sungguh kasihan..orang yg menerangkan sesuatu dan yg diterangkan sesuatu,
bila keduanya sama2 tidak mempunyai ilmu pengetahuan tentang sesuatu yg
diterangkan itu.

* Sungguh aneh para penyair yg menerangkan tentang ilmu agama, karena
dirinya hanya bersandar pada impian dan khayalannya.

syair cinta untuk gadis november

merenung ku dibatas malam..
diujung lamunanku..menyisakan sejuta hasrat..
hanya cinta yg tak pernah pudar..
bayanganmu yg selalu menari bersama hembusan angin..
sosok yg sangat kukagumi..
aku telah jatuh cinta padamu..

hangat pelukmu..
damai bersamamu..kekasih..
diriku terlena dalam buaianmu..
aku sayang kamu..

tiada yg kumau..selain berdua mengarungi indah malam ini
ku bisikkan sebait syair cinta untukmu..
sebagai ungkapan rasa yg mendalam..
kan kuabadikan syair itu..
kan kusimpan sebagai prasasti dalam hidupku..

sungguh cintaku tak terbatas padamu..
duhai kekasih pujaan malam..

Perbaiki Persahabatan Yang Retak

Kesalahanpahaman dapat menganggu dan memutuskan hubungan persahabatan
sekalipun persahabatan telah terjalin kuat. Kita semua butuh teman. Teman
menjadi orang yang dapat diajak bicara dikala kita punya masalah dengan
pasangan, ketika kita memiliki masalah di tempat kerja atau bahkan masalah
di rumah sendiri. Teman dapat membantu kita melewati masa-masa sulit,
menawarkan kita nasehat, memberikan kenyaman dan mendukung disaat kita lagi
dirundung kesedihan.

Tetapi memiliki teman yang saling mengerti tidaklah muda dan terkadang kita
lupa sebuah persahabatan membutuhkan beberapa perhatian dan kalau tidak,
persahabatan bisa memudar dan kadang persahabatan mengalami
ketidakseimbangan. Misalnya, satu teman anda hanya bisa berbicara saja atau
hanya ingin selalu diperhatikan, dan anda menemukan perasan tidak aman,
marah atau terabaikan.

Jika anda tidak mampu mengatasi, perasaan ini dapat merusak dan mengancam
persahabatan. Tumbuh menjadi kekecewaan dan suatu saat bisa meledak atau
anda menghindari dan akhirnya anda akan kehilangan teman baik.

Berikut beberapa tips untuk membantu anda mengatur dan memperbaiki hubungan
persahabatan yang retak:



- Berbicara
Jika anda tidak senang dengan sesuatu yang seorang teman katakan atau
lakukan, katakan padanya dengan jelas. Anda harus tahu bahwa reaksi atau
kata-katanya memiliki pengaruh pada anda. Ia mungkin akan defensif ketika
anda mengatakan tetapi ada juga kemungkinan hal itu menjadi pembuka mata
bagi dirinya setidaknya mengerti ketidaksenangan.

- Ketika anda bertengkar
Jika anda berargumen dengan teman sampai terjadi ketegangan, berikan
waktu untuk mendinginkan suasana tetapi jangan terlalu lama sebelum anda
mengusulkan untuk bertemu minum kopi, nonton film atau aktivitas lain
misalnya.

- Tetap berhubungan
Anda harus selalu berhubungan dengan teman jika anda ingin menjaga
persahabatan tetap hidup. Dan berikut beberapa cara yang perlu dilakukan:

- Sering kirim e-mail pada teman-teman anda, sekalipun hanya sebuah
catatan singkat lebih baik daripada tidak.

- Telepon dan chat minimal sekali seminggu. Percakapan yang singkat
lebih baik dari pada tidak sama sekali.

- Pergi ke tempat senam, olahraga bersama-sama, atau pergi ke
supermarket atau ke pusat kecantikan bersama-sama.

- Bertemu dan makan siang bersama atau setidaknya minum kopi minimal
sekali dalam satu minggu.

RAUTAN MEJA KAYU

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya.
Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6
tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak
menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.
Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua
yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar
dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok
dan garpu kerap jatuh Ke bawah.
Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi
taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa
direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang
suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini."
Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut
ruangan. Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat
semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya
juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.
Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar
isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari
gurat keriput si kakek. Meski tak ada gugatan darinya. Tiap kali nasi
yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya.
Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak
menjatuhkan makanan lagi.
Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu
malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang
memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang
membuat apa?".
Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu,
untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu,
dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan
pekerjaannya.
Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul.
Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir
dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua
orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.
Mereka makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada
piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini,
mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi
meraut untuk membuat meja kayu.
Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu
mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka
akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan.
Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang
lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat
dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap
"bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa
depan anak-anak.
Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk
masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan
selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya
dengan tabungan masa depan.
Jika anak hidup dalam kritik, ia belajar mengutuk.
Jika anak hidup dalam kekerasan, ia belajar berkelahi.
Jika anak hidup dalam pembodohan, ia belajar jadi pemalu.
Jika anak hidup dalam rasa dipermalukan, ia belajar terus merasa bersalah.
Jika anak hidup dalam toleransi, ia belajar menjadi sabar.
Jika anak hidup dalam dorongan, ia belajar menjadi percaya diri.
Jika anak hidup dalam penghargaan, ia belajar mengapresiasi.
Jika anak hidup dalam rasa adil, ia belajar keadilan.
Jika anak hidup dalam rasa aman, ia belajar yakin.
Jika anak hidup dalam persetujuan, ia belajar menghargai diri sendiri.
Jika anak hidup dalam rasa diterima dan persahabatan, ia belajar
mencari cinta di seluruh dunia.
Betapa terlihat di sini peran orang tua sangat penting karena mereka
diistilahkan oleh Khalil Gibran sebagai busur kokoh yang dapat
melesatkan anak-anak dalam menapaki jalan masa depannya. Tentu hari
ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari
hari ini dan tentu kita selalu berharap generasi yang akan datang
harus lebih baik dari kita....

Jagan Pernah Tinggalkan Aku Kasih!!!!!!!!

diujung jalan itu
kulihat kau disana
berjalan menyusuri kehampaan
menanti datangnya waktu
yang tak kunjung berhenti

disana...
kulihat kau tersenyum
tahukah kau...?
betapa indah senyummu itu
membuatku terhenyak dari lamunan

kau ajak aku untuk
melihat indahnya dunia
kau mengajakku
berjalan diatas rerumputan
merasakan embun dipagi hari

senyum dan tawamu
melambungkan isyarat akan cinta
aku butuh senyummu
aku butuh cintamu
JANGAN PERNAH TINGGALKAN AKU KASIH.

JANGAN PERNAH TINGGALKAN AKU KASIH.

diujung jalan itu
kulihat kau disana
berjalan menyusuri kehampaan
menanti datangnya waktu
yang tak kunjung berhenti

disana...
kulihat kau tersenyum
tahukah kau...?
betapa indah senyummu itu
membuatku terhenyak dari lamunan

kau ajak aku untuk
melihat indahnya dunia
kau mengajakku
berjalan diatas rerumputan
merasakan embun dipagi hari

senyum dan tawamu
melambungkan isyarat akan cinta
aku butuh senyummu
aku butuh cintamu
JANGAN PERNAH TINGGALKAN AKU KASIH.

Kesetiaan Lagi

Tak tahukah engkau...
Bahwa aku mencintai rasa cinta itu
Melebihi segala rasa akan asa
Hingga tak ada,
Sisa-sisa duka dalam serpihan doa
Padahal, bukankah rasa itu telah tiada.
(untuk saat ini)
Engkau tahu itu
Ketika langkah-langkah kecilmu
Beranjak pelan mengikuti mata hati
Meninggalkan bayang raguku
Kematin sore, kala senja menyapa
Wanita...
Sebegitukah rasa cinta menggoreskan luka
Meninggalkan mimpi-mimpi
Membangunkan nyeri di pagi hari
Aku mencintai rasa cinta itu, wanita
Hingga aku semakin terluka

Friday, December 02, 2005

Mitos Motivasi: Antara Harapan dan Kenyataan

Minggu lalu beberapa orang kawan dari sebuah bank nasional ternama mengajak saya makan siang sambil mendiskusikan detil acara yang akan mereka laksanakan, di mana saya adalah pembicara di acara tersebut.
Saat menunggu makanan kawan saya, yang kebetulan adalah seorang Area Manager, bertanya, "Pak Adi apa bisa memberikan seminar motivasi?" "Maksudnya?"
saya balik bertanya.
"Kami pernah mengundang pembicara untuk memberikan motivasi bagi staff kami. Apa Bapak juga bisa memberikan seminar motivasi untuk membangkitkan semangat staff?" tanyanya lagi.
Sebelum menjawab pertanyaan kawan saya ini, saya bertanya, "Apa yang Ibu harapkan dari seminar motivasi?"

"Kami ingin semangat kerja staff kami meningkat.
Namun selama ini motivasi yang mucul setelah mengikuti seminar tidak bisa bertahan lama. Paling lama satu-dua hari.

Setelah itu semangat kerja kembali ke keadaan semula seperti saat sebelum mengikuti seminar. Saya sendiri sudah sangat sering menghadiri berbagai seminar motivasi. Biasanya kalau saat seminar, motivasi saya akan sangat tinggi.

Tapi satu dua hari setelah seminar, motivasi saya gembos seperti balon kehabisan udara. Mengapa bisa begini ya, Pak?" kejar kawan saya dengan penasaran.
Pernahkah anda mengalami seperti yang diceritakan kawan saya ini? Saya sendiri telah mengalaminya. Kesulitan yang selalu ditemui setiap peserta seminar motivasi adalah motivasi yang mereka dapatkan di seminar tidak bisa bertahan lama. Mengapa ini terjadi ? Apakah ada cara untuk bisa mempertahankan motivasi ? Kalau ada, bagaimana caranya? Saya mulai aktif menghadiri berbagai seminar motivasi sejak tahun 1994. Saya membaca sangat banyak buku motivasi, mendengarkan ratusan kaset seminar motivasi, dan bahkan sampai beberapa kali mengikuti seminar motivasi yang lamanya dua hari, di luar negeri, yang dihadiri lebih dari 35.000 (tiga puluh lima ribu) orang dalam satu stadion.

Saat di seminar biasanya saya membuat "keputusan besar" untuk sukses, untuk berubah, untuk ini, untuk itu, dan masih banyak "keputusan besar" yang lain. Namun apa yang terjadi setelah itu? Semangat yang begitu menggebu-gebu dengan cepat hilang tak berbekas dan saya kembali seperti diri saya sebelum menghadiri seminar motivasi itu. Pertanyaannya sekarang adalah, "Apakah pembicara motivasinya tidak mampu memotivasi audiensnya?".

Wah, kalau soal memotivasi, mereka sungguh luar biasa. Saya katakan "mereka" karena yang berbicara di seminar motivasi selama dua hari itu adalah para pembicara kaliber internasional. Mereka adalah figur sukses yang menjadi contoh bagi banyak orang. Mereka telah berhasil mengubah hidup mereka dari orang biasa menjadi luar biasa. Mereka sukses secara finansial dengan income 6 digit, dan ini dalam dollar Amerika bukan rupiah. Mereka banyak membantu orang lain, keluarganya bahagia, kondisi mental dan fisik sangat prima. Mereka adalah orang yang walk the talk.

Bukan sekedar talk the talk seperti kebanyakan orang. Namun mengapa motivasi saya masih tetap seperti yo-yo? Sebentar naik, sebentar turun? Padahal saya sudah dimotivasi oleh pembicara yang sangat luar biasa?
Cukup lama saya mencari jawaban atas pertanyaan ini. Dalam upaya mencari jawaban atas pertanyaan ini saya terus menghadiri berbagai seminar motivasi. Saya membandingkan style pembicara satu dengan pembicara lainnya. Saya mengajak diskusi dan bertukar pikiran dengan sesama peserta seminar. Diakui oleh peserta seminar, ada pembicara yang sangat bagus memotivasi audiens sehingga motivasi bisa bertahan lama. Ada yang motivasinya hanya bisa bertahan satu atau dua hari. Dari perbandingan yang saya lakukan saya mendapatkan satu pola yang konsisten. Pembicara motivasi yang mampu memotivasi audiens dengan baik, sehingga audiens tetap bersemangat untuk waktu yang lama, mempunyai kelebihan tersendiri. Meskipun demikian, motivasi ini tidak dapat bertahan seterusnya. Cepat atau lambat, seperti yang telah saya alami, motivasi ini akan berkurang dan akhirnya habis... bis.... seperti balon yang kehabisan udara. Apa sebabnya? Motivasi yang didapat saat mengikuti seminar adalah motivasi yang berasal dari luar atau motivasi ekstrinsik.

Motivasi jenis ini tidak bisa bertahan lama. Untuk berubah dan mencapai sukses kita harus mempunyai motivasi yang tumbuh dari dalam (intrinsik). Pembicara motivasi yang lihai adalah pembicara yang mampu menimbulkan motivasi intrinsik dalam diri audiensnya dan mengajarkan cara mempertahankan motivasi itu, setelah audiens pulang ke rumah dan menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh tantangan. Jika audiens tidak diajarkan cara memelihara dan mempertahankan motivasinya maka motivasi itu pasti gembos dengan sendirinya.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar dan bersifat sementara. Motivasi eksternal membuat kita sangat bersemangat, pada saat di seminar, namun tidak bisa membuat semangat itu bertahan lama. Motivasi eksternal dapat mempengaruhi kita untuk melakukan perubahan namun tidak bisa membuat perubahan bagi kita. Mungkin anda akan bertanya, "Mengapa motivasi yang berasal dari luar tidak dapat bertahan lama?" Ini semua berhubungan dengan program pikiran.

Motivasi eksternal membuat kita berpikir, dan ini adalah kerja pikiran sadar, bahwa kita dapat melakukan apa saja untuk mencapai semua impian hidup kita. Kita tentu ingin percaya bahwa kita bisa mencapai goal kita. Namun program pikiran, yang mempengaruhi 90% kemampuan berpikir kita, berkata lain, "Ah.... goal itu nggak masuk akal. Saya nggak mungkin bisa mencapainya. Saya sudah gagal berulang kali. Latar belakang saya berbeda dengan si pembicara. Saya punya banyak masalah dan hambatan. Saya nggak bisa ini.... nggak bisa itu... Tentu saya akan sangat sulit berhasil."Kembali saya ulangi pertanyaan, "Mengapa motivasi yang berasal dari luar tidak dapat bertahan lama?"
Karena motivasi eksternal hanya mampu membuat perubahan yang bersifat sementara. Motivasi eksternal bekerja tidak sejalan dengan prinsip kerja otak dan pikiran bawah sadar. Lalu, bagaimana caranya untuk bisa menghasilkan perubahan yang permanen? Inilah rahasianya. Empowerment atau peningkatan diri bukanlah hasil dari proses kerja pikiran sadar. Empowerment adalah suatu pengalaman pribadi yang kita alami karena pikiran bawah sadar berhasil mencapai goal dan kemudian pengalaman ini naik ke level pikiran sadar dalam bentuk perasaan "in control" terhadap hidup kita.Kita bisa "mencoba" untuk merasa berubah.

Kita bisa menggunakan kekuatan kehendak (will power) kita. Kita bisa datang ke berbagai seminar, membaca berbagai buku, mendengarkan kaset-kaset motivasi, dan setelah itu, untuk beberapa saat, kita merasa lebih mampu mengendalikan diri dan lebih fokus. Meskipun demikian kita tetap tidak bisa berubah atau mengalami empowerment bila tidak mendapat dukungan pikiran bawah sadar kita.Inti perubahan adalah kita harus mengganti program-program negatip yang ada di pikiran bawah sadar kita dengan program yang positip. Saat kita termotivasi untuk berubah kita memutuskan untuk meng-uninstall program negatip.

Namun kita tidak diajarkan, di seminar motivasi itu, bagaimana cara untuk meng-install program positip. Mengapa kita perlu mengganti program negatip dengan yang positip? Karena program mental yang ada di pikiran bawah sadar adalah program lama ? program yang akan menolak setiap informasi yang tidak sejalan dengan informasi yang telah tersimpan sebelumnya. Sesuai dengan cara kerja pikiran, semakin lama suatu program "menetap' di pikiran bawah sadar maka semakin kuat program itu. Salah satu hukum penting yang berhubungan dengan pikiran yaitu bila terjadi konflik antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar maka yang menang adalah pikiran bawah sadar.Satu hal yang luar biasa mengenai program ini adalah bahwa setiap program bertindak seperti mahluk hidup yang mempunyai kehidupan sendiri.

Saat kita akan mengganti program lama dengan yang baru, program lama ini akan melawan dengan segala cara untuk bisa bertahan "hidup". Itulah sebabnya mengapa orang biasanya sulit untuk melakukan perubahan.Seorang pakar di bidang pikiran, yang bukunya baru-baru ini saya baca, malah mengatakan bahwa pikiran bawah sadar bekerja mirip dengan suatu jaringan komputer (network) yang terdiri dari sangat banyak komputer (baca: proses berpikir/program). Setiap komputer ini ada yang saling berbagai resource dan ada yang menutup diri tidak mau berbagi resource. Setiap komputer ini saling mempengaruhi.Satu kisah menarik saya alami saat saya membantu seorang kawan memprogram ulang pikirannya. Selang beberapa saat, saya didatangi kawan saya ini dan sambil menangis ia berkata, "Pak, saya merasa diri saya saat ini bukanlah diri saya yang sesungguhnya. Namun di sisi lain saya merasakan ada sesuatu yang baru dalam diri saya. Seakan-akan ada dua bagian dalam diri saya yang saling tarik ulur, saling bertempur. Ada apa yang dengan diri saya?" Saya lalu menjelaskan bahwa ini adalah sesuatu yang normal.

Saya pernah mengalami keadaan ini. Kawan saya yang lain juga pernah. Saya kemudian meminta ia meneruskan programming-nya. Jika ia terus bertahan dengan program barunya maka program ini akan semakin kuat dan akhirnya akan mengalahkan pengaruh program yang lama. Seminggu kemudian ia memberikan laporan bahwa ia sudah merasa jauh lebih baik dan program barunya yang menang. Komputer Mental Setelah membaca sejauh ini saya yakin anda pasti akan bertanya, "Bagaimana melakukan pemrograman ulang pikiran bawah sadar?" Sebenarnya mudah. Caranya sama dengan, namun sudah tentu tidak sesederhana, memprogram ulang komputer. Sebuah komputer menerima input dan mengeluarkan output. Untuk mengubah output, kita mesti mengubah input atau mengubah program. Prinsip ini berlaku untuk pikiran bawah sadar. Kalau kita hanya mengubah input maka kualitas output dibatasi oleh program yang digunakan. Jika programnya buruk maka meskipun input diubah maka output tetap tidak bisa maksimal. Saat kita mencoba mengubah suatu pola perilaku atau cara berpikir dengan hanya mengubah input tanpa mengubah program yang ada di bawah sadar maka cepat atau lambat program lama ini akan memicu ulang pola perilaku dan cara berpikir yang lama. Dalam hidup, sering kali lebih mudah bagi kita untuk mengubah program dari pada mengubah input secara permanen.Ada lima cara untuk masuk ke pikiran bawah sadar yaitu repetisi, identifikasi kelompok/keluarga, informasi yang disampaikan oleh figur yang dipandang mempunyai otoritas, emosi yang intens, dan hipnosis. Kita bisa menggunakan satu cara saja atau kombinasi dari beberapa cara sekaligus. Begitu kita dapat masuk ke pikiran bawah sadar maka akan sangat mudah untuk melakukan perubahan atau modifikasi program. Pemrograman ulang bawah sadar ada banyak cara. Yang pertama adalah dengan mengubah self-talk kita (untuk self-talk, saya akan bahas di artikel tersendiri).

Cara lain adalah dengan visualisasi kreatif, kisah sukses, simbol sukses, dan self-hypnosis. Yang lebih rumit adalah dengan bantuan seorang hipnoterapis yang berpengalaman. Khusus untuk hipnoterapi saya sarankan agar anda mencari orang yang benar-benar kompeten agar jangan sampai terjadi kesalahan prosedur terapi. Salah satu cara pemrograman ulang pikiran bawah sadar yang cukup efektif adalah seperti yang dilakukan oleh kawan saya, seorang motivator berbasis NLP, Tommy Siawira, dengan Fire Walk Experience.

Pengalaman berjalan di atas bara api, yang mana pikiran sadar merasa tidak mungkin untuk dilakukan namun ternyata bisa, memberikan efek luar biasa untuk mengubah program di pikiran bawah sadar. Efek perubahan diperkuat lagi dengan konseling yang biasa Tommy berikan sehingga peserta seminarnya tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa tetap mempertahankan motivasi mereka.

Sumber: Mitos Motivasi: Antara Harapan dan Kenyataan oleh Adi W. Gunawan. Adi W. Gunawan lebih dikenal sebagai Re-Educator and Mind Navigator, adalah pembicara publik dan trainer yang telah berbicara di berbagai kota besar di dalam dan luar negeri. Ia telah menulis best seller Born to be a Genius, Genius Learning Strategy, Manage Your Mind for Success, Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan ?, dan Hypnosis ? The Art of Subcsoncsious Communication.